Mentor Dibuat Malu Oleh Peserta SAGUSABLOG



Uyun Siti Syarifah
Uyun Siti Syarifah itulah namanya, peserta workshop online SAGUSABLOG DASAR 38-O yang sempat salah masuk kelas. Kegiatan sudah dimulai sejak 11 April 2020, namun ibu Uyun baru ketahuan salah masuk kelas pada 13 April. Akhirnya saya jemput masuk kelas yang benar. Meski sudah 2 hari berjalan kegiatan SAGUSABLOG tapi beliau dapat langsung menyesuaikan diri dengan 18 peserta lain di kelas tersebut.

"Assalamualaikum bp, ma'af sampai lupa hari..." kata ibu Uyun. "...., saya mau lihat tugas saya dan berusaha belajar mengerjakanya... tidak ada kata terlambat untuk belajar kan pa" lanjutnya. Kegiatan berjalan normal. Seperti halnya peserta yang lain. Masih bingung cara memulai kegiatan."tugas pertama apa pa" tanya beliau. Wajar sebagai peserta yang baru mengenal kegiatan baru bagi dirinya. Saya arahkan untuk menggunakan modul.

"..... mumpung masih semangat sy cb ke modul 2..."
"Tp jgn ketawain, klw sy terbiasa tertidur diatas laptop🙊🙈"
"Jd klw dah gak kuat...ya gak kuat hi hi hi"

Saya melihat saat itu sudah pukul 22.21 wib terlihat semangat sekali ibu Uyun mengerjakan tugasnya, sampai pukul 23.07 wib beliau kirim tugas, 3 modul beliau selesaikan dalam 1 malam. Tapi karena melampaui batas waktu kegiatan yang telah disepakati di kelas, maka saya minta untuk dilanjutkan besok pagi. Sampai pada akhirnya saya dibuat kaget saat saya meminta untuk melengkapi salah satu tugas, dan beliau bilang, "Sy guru kelas pa, Anak saya tunagrahita, Satu kelas 5 orang, jadi hapal urutan absenya"

Beliau mengajar disalah satu sekolah khusus Tunagrahita. Hah? Tunagrahita? Ya, ketika saya cari di google. Ternyata sekolah yang anak-anak nya memerlukan penanganan khusus. Berbeda dengan sekolah anak bapak/ibu mengabdi sekarang. Sekolah Khusus Negeri 01 Kota Serang. Bukan tanpa alasan beliau mengikuti kegiatan workshop online ini. Beliau sangat semangat dan antusias dalam kegiatan workshop. Menginspirasi saya untuk menuliskan artikel ini.
Foto: google.com

Beliau ada contoh, orang berpendidikan yang peduli dengan pendidikan. Peduli dengan perkembangan dan kemajuan di dunia pendidikan. "Padahal biasanya orangtua itu gak peduli...
Tp akhirnya mereka jg malu kalau lihat usaha guru sebegitunya ( modal nanak nunuk 🙊🙈) dlm upaya meningkatkan minat belajar siswanya yg nota bene anak mereka gitu." Ungkap beliau.

Jujur saja! Bukan orang tuanya yang malu. Tapi saya sebagai mentor juga malu. Menghadapi kenyataan bahwa, saya mengajar anak-anak yang normal dan memiliki kemampuan yang lebih dibanding anak didik ibu, tapi masih malas untuk belajar dan mengembangkan diri. Ketahuilah bu, saya selama ini hanya menyuruh anak murid saya untuk belajar. Tetapi saya sendiri malas untuk belajar. Jujur saya dibuat malu oleh ibu. Mengajari ibu adalah suatu kesalahan bagi saya. Justru saya yang harus banyak belajar dari ibu.

Semoga Allah merahmati dan memberkahi ilmu yang bermanfaat kepadamu. Sampai berjumpa kembali di kegiatan  SAGUSABLOG 39 LANJUTAN untuk mengispirasi banyak sahabat guru di luar sana. Bahwa kepedulian kita kepada anak didik kita adalah kunci utama memajukan pendidikan.


Salam

6 comments:

Terimakasih telah mengunjungi BLOG DESBUD
| Sharing Education